Jakarta - Serangan pada industri kripto di pasar Asia Tenggara perlu diwaspadai pada 2022. Industri kripto bersama non-fungible token (NFT) yang sedang berkembang disebut sebagai beberapa sektor yang akan mengalami paparan serangan siber pada 2022.
Peneliti dari lembaga keamanan siber Kaspersky mengamati sejumlah penyerang canggih dengan sumber daya manusia yang mumpuni, seperti grup Lazarus dan sub-grupnya, BlueNoroff, lalu menyimpulkan bahwa bisnis mata uang kripto akan mengalami gelombang serangan yang signifikan.
Kemudian industri NFT di wilayah Asia Tenggara juga disebut sangat mungkin untuk dijadikan sasaran. Ini mengingat negara-negara di Asia Tenggara sedang memimpin dalam kepemilikan NFT.
Dari 20 negara yang disurvei, Filipina menempati posisi puncak dengan kepemilikan NFT sebesar 32 persen, kemudian disusul Thailand (26,2 persen) di peringkat kedua, dan Malaysia (23,9 persen) pada peringkat ketiga.
Direktur Global Research & Analysis Team (GReAT) untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Vitaly Kamluk mengatakan bahwa serangan dapat sangat bervariasi mulai dari rekayasa sosial hingga melalui perangkat lunak.
"Dari serangan langsung terhadap karyawan startup cryptocurrency dan pertukaran melalui rekayasa sosial yang canggih, eksploitasi perangkat lunak, dan bahkan pemasok palsu hingga serangan massal melalui perangkat lunak rantai pasokan atau komponennya - kita mungkin akan melihat peningkatan kasus seperti itu," kata Kamluk dalam sebuah keterangan resmi pada Rabu (12/1).
"Ditambah lagi, kita akan melihat lebih banyak insiden pencurian properti NFT di tahun-tahun mendatang. Menjadi daerah yang benar-benar baru akan hal ini, maka akan dibutuhkan lebih banyak penyelidik yang terampil untuk mengatasi gelombang awal serangan semacam itu," ujar Kamluk menambahkan.
Serangan kripto yang terjadi di wilayah Asia Tenggara tak hanya akan berdampak pada pasar mata uang kripto secara global, melainkan juga pada harga saham masing-masing perusahaan.
Dampak tersebut kemungkinan akan dimanfaatkan juga oleh para penyerang siber dengan memonetisasi perdagangan wawasan ilegal pasar saham.
Lebih lanjut, Kaspersky melakukan prediksi lanskap siber 2022 yang mungkin mengalami paparan serangan siber pada 2022.
Selain industri kripto dan NFT, penipuan online tingkat lanjut dan rekayasa sosial juga diperkirakan akan meningkat. Pada model serangan ini, penjahat siber lebih berfokus untuk mengeksploitasi kerentanan manusia.
0 Response to "Serangan Industri Kripto di Asia Tenggara Perlu Diwaspadai"
Post a Comment